Penyerahan lima berkas calon IKW RI Sumbar dan dari kelimanya dinyatakan sah oleh tim formatur. Sutan Malin Mudo
Padang, Kupas-news.com-- Ajang pesta demokrasi pemilihan calon Ketua Ikatan Keluarga Wartawan (IKW) RI Sumbar periode 2020-2022, seru dan menyita perhatian publik. Tim formatur menyelenggarakan tak kalah sama dengan helat pilkada yang juga lagi hangat-hangat saat ini.
Dikatakan Sekretaris tim formatur, Selasa (15/9/2020) Hariyanto, SS, SH bahwa semua berkas pencalonan di nyatakan sudah lengkap dan oke. Artinya, dari lima orang calon kandidate ketua orang-orang hebat dan memiliki kemauan yang kuat dalam hal memajukan dan menyatukan IKW RI kedepan.
Arie biasa ia disapa melanjutkan, Hendrizon Jack sebagai petahana dengan kekuatan lobi dan kepiawaiannya memanagemen tidak diragukan lagi. Selain itu, Micke Putra sebagai Bendahara juga tak kalah hebat, dengan sikap coolnya dan jiwa keharmonisannya bisa merangkul dengan siapapun.
Kemudian, Firman Sikumbang sang pendatang baru (independen) lobi-lobi politiknya menggegerkan semua lawan politiknya. Meskipun, banyak rintangannya namun kekuatan penuh pergerakan tim pemenangnya yang gigih, sehingga segala persyaratan dari tim formatur bisa ia lengkapi dengan batas waktu yang ditetapkan, ujar Sekretaris Formatur.
Beda hal dengan, Marzuki Sekretaris IKW RI, dengan karakter slow motionnya ia pun yakin bisa memenangkan pemilihan Ketua IKW RI kedepan. Bahkan, dengan pedenya ia (pak sek-red) sudah yakin 45 suara sudah dikantonginya. Serunya lagi, Davit Laksus dengan tim milenialnya pun tak kalah pamor. Bahkan, persediaan amunisi berjut-bejut yang ia persiapkan untuk menarik simpati para anggota untuk memilihnya.
Bagusnya lagi, Arie mamaparkan, tahapan demi tahapan sudah dilalui oleh setiap calon. Mulai dari pendaftaran, penjaringan dengan berkas calon sampai verifikasi selama 1 minggu. Setelah itu, penyampaian dan bedah visi-misi masing-masing calon. Selanjutnya, kampanye politik sampai batas waktu sebelum hari penjoblosan.
Perdebatan hangat dan komplain dari setiap calon pun tak luput dihujatkan kepada tim formatur. Namun, dalam helat demokrasi itu sebuah kewajaran. Intinya, berdebat dan riak itu menandakan demokrasi berjalan, perbedaan pendapat sebuah kemajuan. Namun, ketika dibingkai dalam satu kesatuan IKW RI lebih berkarakter itulah sebuah hasil dan keputusan bersama dan kekeluargaan nan patut kita jaga. (hr1)