H. Nasrul Abit calon Gubernur Sumbar meninjau akses jalan pinggiran taman hutan lindung TNKS. Dok ist, Sutan Malin Mudo
Sumbar, Kupas-news.com- Calon Gubernur Sumatera Barat dari Partai Gerindra H. Nasrul Abit mengunjungi masyarakat yang hidup di pinggiran Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Senin (26/10/2020).
Seperti diberikatan merdia detiknews, selama ini, masyarakat tersebut dituntut untuk menjaga hutan yang ada di TNKS, tetapi kesejahteraan mereka seakan terabaikan karena dilarang memanfaatkan hasil hutan lindung, ujar Nasrul Abit yang juga wakil Gubernur Sumbar periode 2014-2020 ini.
Salah satu yang disoroti Nasrul saat berkunjung ke Jorong Manggiu, Solok Selatan adalah infrastruktur jalan yang tidak memadai, sebab untuk membuka akses jalan baru, warga terkendala dengan keberadaan hutan lindung.
Nasrul yang dipasangkan dengan Indra Catri dalam kontestasi Pilkada Sumbar ini mengatakan, kami pasangan NA-IC berjanji akan berikan akses infrastruktur jalan yang memadai untuk akses produksi pertanian masyarakat di pinggiran hutan lindung selalu menjadi persoalan.
Ia melihat, mereka yang tinggal di dekat hutan yang luas terasa sempit karena tidak bisa bergerak leluasa, membuka ladang, atau membangun kehidupan lainnya.
"Sebagai kandidat kepala daerah, saya tentu tidak mengizinkan warga untuk melakukan pembalakan liar. Tetapi untuk membuat jalan, kepentingan masyarakat, di hutan lindung, di hutan suaka, kita bisa urus izinnya," kata Nasrul dalam keterangan tertulis.
Menurut Nasrul, pemerintah saat ini bisa memberi akses untuk pengurusan izin. Hal tersebut juga pernah dia lakukan sewaktu menjabat sebagai bupati di Pesisir Selatan.
"Artinya kita mengurus izin itu, sehingga kita nanti tidak melanggar hukum. Pembangunan untuk kesejahteraan rakyat bisa dilaksanakan, dan hutan lindung yang dibutuhkan dunia juga tetap terjaga," terangnya.
Sementara untuk mengatasi persoalan pembalakan liar, Nasrul berjanji akan segera mencarikan jalan keluar. Salah satunya dengan menyediakan lapangan pekerjaan baru, sehingga masyarakat tidak lagi menjadikan illegal logging sebagai sumber nafkah bagi keluarga mereka.
"Kita memiliki banyak program unggulan, baik itu di sektor pertanian dan perkebunan, serta bantuan permodalan. Ini bisa mereka manfaatkan, sehingga ekonomi keluarga bisa terangkat, dan hutan tidak lagi ditebangi sembarangan," pungkas Nasrul.
Lanjut Nasrul Abit, lagian secara histori masyarakat Pessel dengan muara labuh ini memiliki satu kesatuan nenek moyang. Disamping itu, nantinya sektor ekonomi dan kelautan bakalan hidup. Artinya, masyarakat Pessel membawa dagangan ikannya ke Solsel, begitupun sebaliknya, masyarakat Solsel bisa membawa hasil perkebunannya ke Pessel, imbuh NA. (prf/ega/hr1)