Payakumbuh - Kupaspost.com - Dari Kamis (1/4) sampai Minggu (4/4) angin kencang yang terjadi di beberapa wilayah Sumatera Barat mengakibatkan banyaknya pohon tumbang dan atap rumah warga yang rusak berat, sehingga beberapa fasilitas publik turut mengalami kerusakan olehnya.
Di Payakumbuh, Menurut Keterangan Plt Kalaksa BPBD Kota Payakumbuh An Denitral didampingi Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi Hermanto bersama Kabid Kedaruratan dan Logistik Jasriyal saat ditemui di kantornya, Senin (5/4), lebih dari 20 titik pohon tumbang di seluruh kecamatan yang ada, sekitar rumah warga ada 8 yang ditimpa pohon, dan 1 atap rumah warga yang diterbangkan angin kencang, sisanya pohon melintang ke tengah jalan dan merusak fasilitas umum seperti kabel listrik dan telepon.
"Kita bergerak cepat, bersama PLN, Dinas PUPR, Dinas LH, Dishub, Satpol PP dan Damkar, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan seluruh elemen masyarakat, penanganan pasca bencana dapat dilakukan dalam waktu singkat. Melihat besar pohonnya, alhamdulillah bisa dibersihkan dalam waktu 30 menit hingga 2 jam," kata Denitral yang juga Sekretaris BPBD.
Sementara itu, dikutip dari sumbar.inews.id, menurut info dari Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman, Sakimin mengatakan, fenomena angin kencang terjadi sejak Rabu (31/3/2021) di kawasan Kota Padang dan sejumlah kawasan pesisir barat Sumbar.
"Hujan disertai angin kencang dari siang hari hingga malam hari ini di wilayah Pesisir Sumatera Barat dipicu oleh adanya pusat tekanan rendah di Samudera Hindia barat daya Banten," kata Sakimin, Minggu (4/4/2021).
Sakimin menambahkan, tekanan rendah ini menyebabkan adanya pola pertemuan angin di wilayah pesisir Sumatera Barat yang memicu pertumbuhan awan hujan yang cukup kuat sehingga menyebabkan cuaca ekstrem.
"Ini siklus dampak dari gerak semu matahari, posisi lagi di Equator, ada gelombang Rossby itu. Gelombang atmosfer itu yang menjalar ke arah barat, sehingga angin ketarik ke daerah bertekanan rendah, yang banyak kena itu pesisir barat karena berhadapan langsung dengan Samudra Hindia di sisi barat," katanya.
An Denitral juga menjelaskan tidak ada korban jiwa akibat cuaca ekstrem ini di Payakumbuh, juga rumah yang rusak berat tidak ada, palingan hanya kerugian berskala ringan dan sedang. Pemko Payakumbuh membantu koordinasi dengan warga setempat agar pekerjaan kepada rumah warga yang terkena dampak dilakukan secara swadaya.
"Kita masih belum bisa memprediksi kapan akan berakhirnya cuaca ekstrem ini. Tapi kita tentu menghimbau masyarakat untuk siap siaga bencana, siap untuk selamat. Karena akibat angin ini banyak pohon yang tumbang, kami meminta warga agar memperhatikan pohon di sekitar rumahnya," kata An Denitral.
Ironisnya fakta di lapangan, dari sekian banyak pohon yang tumbang, kejadian yang ditemukan adalah pohon warga yang tumbang ke rumah tetangganya, kerugian akibatnya tentu tidak bisa dihindarkan.
"Ini menjadi dilema, sehingga butuh perhatian orang yang punya pohon, sepanjang pohon itu berpotensi merugikan kepada orang lain, pemko menghimbau warga secara kemanusiaan agar memperhatikan hal ini, karena akan bersangkutan dengan keselamatan jiwa," pungkasnya. (JPP)