H. Ali Tanjung, SH Anggota DPRD Sumbar pertanyakan hasil pemilihan Uda-Uni Sumbar. Ia menilai ada yang aneh dan kejanggalan, dan dengan tegas ia meminta kinerja dewan juri tidak proporsional. @rie Sutan Malin Mudo
Padang, Kupaspost.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Dapil Pessel-Mentawai H. Ali Tanjung, SH pertanyakan hasil pemilihan Uda-Uni Sumbar dan ia meminta Dinas Pariwisata mengevaluasi kredibilitas dewan juri Pemilihan Uda Uni Sumbar 2021.
Anggota DPRD Sumbar dari daerah pemilihan Kabupaten Pesisir Selatan dan Kepulauan Mentawai itu menilai, keputusan dewan juri yang mengulangi dan menambah kontestan pada babak enam besar adalah sebuah kejanggalan. Padahal, 6 pasang kontestan uda uni telah diumumkan sebelumnya.
“Mengapa pengumumannya diulang lagi dan jumlah uni yang semula 6 menjadi 7 orang padahal, uda hanya 6 orang,” ungkap Ali Tanjung.
Ia berpendapat, kalau disebabkan poin sama, seharusnya pada babak enam besar semua peserta mendapat gelar. Selain itu, Dispar juga harus meminta rincian nilai yang diberikan dewan juri kepada setiap peserta.
“Disinilah letak kearifan dan kebijaksanaan dewan juri dalam memberikan penilaian,” lanjutnya lagi.
Ketua Fraksi Partai Demokrat Demokrat DPRD Sumbar itu mengatakan seharusnya Uni Pesisir Selatan Mutiara Zorena Rezky mendapat juara harapan 3 meskipun akumulasi nilainya yang terendah.
“Mutiara itu masuk babak enam besar bukan tujuh besar meskipun ada tujuh peserta,” jelasnya.
Dengan keputusan dewan juri yang tidak memberikan gelar apapun kepada Mutiara, menurutnya, mempermalukan Kabupaten Pesisir Selatan. Ali menyebut permasalahan ini bukan tentang siapa yang juara melainkan sistem pemilihan.
“Kalau Mutiara tidak layak, mengapa tidak dari awal (pemilihan enam besar) dibuang?” tanyanya.
Lebih lanjut, Ali meminta Dispar Provinsi Sumbar bersama dewan juri, EO dan Ikatan Uda Uni Sumbar segera memberikan klarifikasi kepada publik terkait masalah tersebut.
“Klarifikasi ini perlu dilakukan agar tidak ada dugaan permainan dan tudingan dewan juri tidak profesional,”tegasnya.
Pihaknya mencoba menghubungi Ketua Juri Prof. James Hellyward, mengabarkan kami hanya memberikan penilaian dan semua hasil juga keputusan sepenuhnya kami serahkan ke Dinas Pariwisata, ujar prof James.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Novrial mengatakan dewan juri punya persepsi sendiri mengapa terjadi penambahan satu uni pada babak enam besar. Pihaknya menghargai independensi dan integritas dewan juri.
“Kami juga tidak bisa mengintervensi keputusan yang telah ditetapkan dewan juri,” jelas Novrial.
Meskipun begitu, Novrial akan meminta klarifikasi kepada dewan juri, EO serta Ikatan Uda Uni Sumbar. “Senin besok akan kami selesaikan, sebab acara malam itu selesai Sabtu dini hari,” katanya.
Terkait profesionalitas dewan juri, Novrial menjawab biarlah masyarakat yang menilai. “Kalau ada yang tidak profesional tolong beri tahu kami dan sebutkan siapa yang lebih profesional,” ujarnya. (Zal/Hr1)