Payakumbuh, Kupaspost.com - Begitu kuatnya ikatan spiritual Riza Falepi dengan kota yang dipimpinnya saat ini, membuat Anak Nagari Koto Nan Godang itu menagis terharu saat menyampaikan pidato wali kota pada rapat Paripurna Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 51 Kota Payakumbuh di Kantor DPRD, Jumat (17/12).
Bagaimana takkan terharu, pidato kali ini merupakan pidato terakhir Riza Falepi sebagai seorang wali kota dalam rapat paripurna ulang tahun kota, untuk tahun besok tak ada lagi pidato dari Riza karena masa jabatannya tinggal 9 bulan lagi.
Riza yang sudah dua periode memimpin Kota Randang terkenang masa awal dilantik dengan Wakilnya Suwandel Muchtar pada 2012 dan bersama Erwin Yunaz pada 2017. Tak terasa, Riza sudah mengemban amanat 9 tahun lebih sebagai wali kota, dan memasuki tahun ke 10.
Politikus PKS itu menyampaikan akhirnya telah sampai pada titik untuk berfikir kedepan tentang apa yang membuat kota ini menjadi lebih baik dan berkembang, baik secara materinya maupun spiritualnya.
"Kalau kita lihat kilas balik, kita sudah banyak membangun, tapi jangan lupa dengan sumber inspirasi dan pikiran kita, yakni kekuatan spiritual. Bagaimana kita meloncat ke tahapan berikutnya, melalui kekuatan spiritual ini, kita jauh lebih besar dan produktif," kata Riza.
Dalam pidato tersebut Riza menyampaikan beberapa poin penting. Kota Payakumbuh menginjak usia 51 tahun pada 17 Desember 2021, usia yang sudah matang, usia dimana sudah sewajarnya kita menempatkan diri sejajar dengan kota-kota lain yang lebih dahulu maju.
Riza menyebut sejak awal sepenuhnya menyadari bahwa untuk mewujudkan Kota Payakumbuh menjadi center of excellence bukanlah hal yang mudah, Payakumbuh hanyalah kota kecil, tidak memiliki sumber daya alam andalan seperti minyak dan tambang, serta Payakumbuh bukanlah ibukota provinsi.
"Oleh karena itu untuk bisa berdiri sejajar dengan kota-kota maju lainnya tentu kita harus mengerahkan effort yang lebih besar, akselerasi yang lebih cepat dan kesungguhan yang lebih kuat," kata Riza.
Dijelaskannya dengan kondisi seperti ini Pemerintah Daerah harus cermat membelanjakan anggaran, perencanaan harus disusun dengan baik sehingga belanja daerah lebih efektif dan efisien. Semua program kegiatan harus dipastikan mempunyai output dan outcome yang menunjang pencapaian sasaran strategis kota. Kemudian harus dipastikan juga bahwa pemerintah sebagai fungsi pelayanan harus betul-betul hadir sebagai pelayan terbaik bagi masyarakat.
*Makna HUT Kota Ke 51 Bagi Riza Falepi*
Perayaan HUT Kota Payakumbuh yang ke 51 hari ini juga menjadi sangat bermakna bagi Riza secara pribadi, karena hari ini menjadi momen terakhir baginya untuk menyampaikan pidato peringatan hari ulang tahun kota sebagai Wali Kota Payakumbuh, karena pada September tahun 2022 Riza akan menyelesaikan amanah sebagai Wali Kota Payakumbuh periode 2017-2022.
"Tanpa terasa, hampir 10 tahun sudah kami mengemban amanah sebagai wali kota, dan sebagai pelayan masyarakat Kota Payakumbuh. Waktu begitu cepat berlalu, rasanya seperti baru kemarin, peristiwa 10 tahun yang lalu masih terbayang jelas bagaimana awalnya beberapa tokoh dari berbagai komponen masyarakat meminta saya untuk mau maju sebagai calon walikota ketika itu," kata Riza.
Dijelaskannya, tidak pernah sebelumnya bermimpi atau bercita-cita menjadi seorang wali kota. Dan tidak mudah baginya untuk meyakinkan dirinya sendiri untuk mau menerima permintaan masyarakat untuk maju sebagai calon walikota.
"Pada saat itu saya juga sedang diamanahi sebagai anggota DPD RI mewakili masyarakat Luhak Nan Bunsu di lembaga tertinggi negara; MPR RI yang harus saya tinggalkan jika maju sebagai calon wali kota. Saya melihat begitu besar harapan masyarakat yang menginginkan kemajuan bagi Kota Payakumbuh," kata Riza.
Jabatan Riza saat itu sebagai anggota parlemen memungkinkan untuk berkontribusi untuk kemajuan Kota Payakumbuh, akan tetapi posisi Wali Kota Payakumbuh yang akan diperjuangkan bersama memiliki nilai yang sangat strategis karena wali kota adalah pemegang kewenangan pengambilan keputusan untuk setiap kebijakan daerah,
"Setelah melalui perenungan yang dalam, meminta restu dari ibu, dan meminta petunjuk kepada Allah yang maha kuasa, serta melihat dukungan dari masyarakat yang kian hari semakin meluas, sehingga menjadi pertimbangan partai untuk menugaskan saya maju menjadi calon wali kota, akhirnya saya memantapkan hati untuk mau menerima panggilan tanah kelahiran. Tekad pun dibulatkan, ’azzam pun dikuatkan, dan niat pun diluruskan, jika allah ta’ala taqdirkan terpilih menjadi wali kota, saya akan berikan pengabdian terbaik untuk kota payakumbuh yang saya cintai sepenuh jiwa," kata Riza.
Qadarullah kemudian membawa amanah tersebut ke pundak Riza Falepi bersama Suwandel Muchtar, mereka dilantik menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Payakumbuh periode 2012-2017 pada bulan September 2012.
"Sejak saat itu, tak ada hari tanpa memikirkan Payakumbuh, tak ada waktu untuk bersantai, bahkan waktu untuk keluarga pun menjadi terbatas. Kami berusaha bersungguh-sungguh menghadirkan pemerintahan yang semakin hari semakin baik tata kelolanya dan semakin baik dalam melayani masyarakatnya. Kesungguhan ini jualah yang mungkin menjadi pertimbangan bagi sebagian besar masyarakat untuk kembali memberikan kepercayaan kepada saya menjadi Wali Kota Payakumbuh periode 2017-2022 bersama Wakil Wali Kota Erwin Yunaz," ungkap Riza.
Bagi Riza, jabatan ini adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan bukan hanya kepada seluruh masyarakat Kota Payakumbuh yang telah memberikan kepercayaannya kepadanya, tetapi juga akan dipertanggungjawabkan juga kelak di akhirat kepada Rabb pemilik kekuasaan.
"Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan semua pihak terhadap pelaksanaan program-program kerja kami dalam dua periode ini. Apapun yang telah dicapai oleh Kota Payakumbuh dalam 2 periode ini mustahil akan terwujud tanpa adanya dukungan dari semua pihak," kata Riza.
*Tak Ada Gesekan Dengan Legislatif*
Riza juga berterima kasih dan mengapresiasi yang setinggi-tingginya atas dukungan pimpinan dan anggota DPRD Kota Payakumbuh baik periode 2012-2017 maupun periode 2017-2022. Walaupun dalam perhelatan demokrasi pada pilkada 2012 dan 2017 terdapat perbedaan haluan politik, akan tetapi hakikatnya mereka mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama yaitu ikut berkontribusi bagi kemajuan Kota Payakumbuh dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
"Kami merasakan betul selama 2 periode ini jalannya roda pemerintahan diwarnai hubungan yang harmonis antara eksekutif dan legislatif. Hampir semua program kerja kami didukung oleh DPRD, dalam bentuk dukungan legislasi kebijakan, dukungan penganggaran, serta ikut mengawasi proses pelaksanaan pembangunan. Sepanjang ingatan kami tidak pernah terjadi gesekan yang berarti antara eksekutif dan legislatif selama dua periode ini," kata Riza.
Dek lai iduk baro di paran
Indak ado boluk rinuak pun lomak dipalai
Dek lai sa makosuk sa tujuan
Indak ado kusuk nan indak salosai
Saciok bak ayam, sadonciang bak bosi,
Duduak samo randah,tagak samo tinggi
Demikianlah gambaran hubungan harmonis antara eksekutif dengan legislatif di kota payakumbuh. Mudah-mudahan keharmonisan dalam menjalankan roda pemerintahan ini akan terus meningkat dimasa yang akan datang," tambahnya.
*Apresiasi Kepada Masyarakat Yang Berperan Aktif Mendukung Pembangunan*
Selanjutnya, Riza juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan seluruh masyarakat Kota Payakumbuh. Yang turut berperan aktif dalam proses pembangunan kota kita ini. Mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan.
"Salah satu yang sangat berkesan bagi saya adalah dukungan masyarakat terhadap program-program strategis kami, masyarakat mau melepas hak atas aset berharga berupa tanah pribadi, tanah keluarga dan tanah kaum mereka untuk keperluan pembangunan kota," kata Riza.
Dalam hal ini, Riza mengucapkan ribuan terima kasih kepada para niniak mamak pangulu kaum yang secara persuasif telah memberikan pencerahan kepada kaum dan anak kemenakannnya, sehingga mereka bersedia melepaskan tanah mereka untuk program strategis pembangunan kota.
Dijelaskannya mulai dari pembebasan lahan untuk pelebaran jalan sudirman yang sekarang sudah lebar dan representatif sebagai jalan utama kota, pembebasan lahan padang kaduduak yang sudah menjelma menjadi pusat pertumbuhan baru di Kecamatan Payakumbuh Utara.
"Pembebasan lahan sepanjang bantaran Sungai Batang Agam mulai dari Kelurahan Balai Panjang sampai ke Kelurahan Kubu Gadang yang sekarang sudah menjadi wajah baru kota dengan konsep river front city, termasuk juga di dalamnya tanah lokasi untuk stadion sepak bola dan gelanggang olah raga tertutup di Kelurahan Tanjung Pauh, dan yang terakhir adalah pembebasan lahan untuk Masjid Agung di sawah kareh Kelurahan Pakan Sinayan," kata Riza.
*Sisa Waktu 9 Bulan*
Masih ada waktu sembilan bulan kedepan bagi Riza Falepi untuk menuntaskan pekerjaan dan menggenapkan amanah sebagai wali kota payakumbuh. Ada beberapa hal yang menjadi fokus Riza dengan waktu yang tersisa adalah saat ini melalui Dinas PUPR sedang menyiapkan naskah akademis Ranperda Tentang Pengelolaan Kawasan Strategis Batang Agam dan juga Ranperda Tentang Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Batang Agam.
"Kita menginginkan pengembangan kawasan batang agam harus dilakukan secara terencana sesuai dengan konsep pembangunan kota moderen dan memperhatikan prinsip sustainable yang ramah lingkungan. Untuk itu kami memohon dukungan penuh dari DPRD Kota Payakumbuh untuk bersama-sama kita mengawal dan menuntaskan perda ini, karena perda ini juga akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi Kota Payakumbuh kedepan, melalui perda ini kawasan sungai Batang Agam akan menjadi urat nadi pertumbuhan, menjadi paru-paru kota dan menjadi sumber air bersih bagi warga kota. Dengan perda ini juga kita meminimalisir resiko dampak pembangunan terhadap lingkungan dan sosial," kata Riza.
Terkait dengan janji politik Riza yang kemungkinan tidak akan sepenuhnya tertunaikan sempurna sampai akhir masa jabatan September 2022 yang akan datang, yaitu pembangunan Masjid Agung Kota Payakumbuh dan Stadion Sepak Bola Berstandar Nasional. Keduanya sudah menjadi satu kesatuan utuh dalam Ranperda Tentang Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Batang Agam.
"Jadi peruntukan dan fungsi ruangnya sudah dikunci di dalam perda tersebut, sehingga siapapun kepala daerah setelah ini mempunyai dasar hukum yang kuat untuk melanjutkan pembangunannya," kata Riza.
Ditambahkan Riza, untuk lokasi Masjid Agung seluas 5 hektar sudah tuntas dibebaskan lahannya. Kawasan Masjid Agung ini direncanakan menjadi konektor antara kawasan Water Front City Batang Agam dengan kawasan Medan Nan Bapaneh Ngalau Indah.
"Alhamdulillah pada hari Rabu tanggal 8 Desember yang lalu, Atase Agama Kedubes Arab Saudi sudah datang langsung melihat lokasi tersebut. Semoga cita-cita kita bersama untuk memiliki Masjid Agung yang representatif di Kota Payakumbuh dapat terwujud segera. Terkait proses wakaf Raja Salman untuk pembangunan Masjid Agung ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Gubernur Buya Mahyeldi Ansharullah yang telah merekomendasikan dan mengarahkan wakaf Kerajaan Arab Saudi ini ke Kota Payakumbuh," kata Riza.
Jika ini terwujud nantinya, kata Riza, maka ini menjadi anugerah dan keberkahan yang tak terhingga bagi seluruh masyarakat Kota Payakumbuh, karena bila membangun masjid agung dengan APBD, mungkin butuh waktu 10 tahun untuk menuntaskan proyek ini secara keseluruhan dan akan membebani anggaran belanja pembangunan yang begitu besar sehingga Pemerintah Kota Payakumbuh harus “mengencangkan ikat pinggang” untuk belanja prioritas yang lain.
Untuk stadion sepak bola di Tanjung Pauh tahun ini Riza sudah menyelesaikan bagian lapangan rumputnya, untuk tribun penonton perlu dilanjutkan oleh Pj. wali kota atau wali kota berikutnya.
"Saya mohon maaf kepada seluruh masyarakat Kota Payakumbuh atas ketidaksempurnaan penunaian janji ini. Dalam kondisi keuangan daerah yang minim terlebih dampak pandemi Covid-19 telah menyebabkan dalam dua tahun ini dana transfer daerah terus menurun sedangkan prioritas pemulihan sosial dan ekonomi serta penanganan dampak kesehatan akibat Covid-19 lebih menjadi fokus bersama baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah," tukuknya.
Fokus berikutnya Riza dalam 9 bulan kedepan adalah dalam beberapa waktu ini Riza sudah mulai membangun komunikasi dengan pemilik modal untuk membangun industri dan risetnya di Kota Payakumbuh, komunikasi ini juga melibatkan unsur perguruan tinggi di sumatera barat. Hal ini adalah dalam rangka menyonsong era “high speed connectifity” yaitu terkoneksinya tol Padang- Pekanbaru dengan tol Trans Sumatera yang menempatkan Payakumbuh berada di antara dua pelabuhan eksport import internasional di Pulau Sumatera yaitu Pelabuhan Teluk Bayur sebagai hub ke arah Timur Tengah dan Eropa, serta pelabuhan Dumai sebagai hub ke arah Asia Pasifik dan Amerika.
"Kita siapkan payakumbuh sebagai daerah industri berbasis bio teknologi dan agro industri, karena Payakumbuh dikelilingi oleh daerah penghasil komoditi perkebunan dengan produksi cukup besar seperti sawit, gambir, kulit manis, pinang dan lain-lain yang produktifitasnya masih memungkinkan untuk ditingkatkan dan kebutuhan dunia akan derivatif produk dari komoditi ini terus meningkat. Industri berbasis bio teknologi dan agro industri inilah yang akan kita kembangkan kedepan," kata Riza.
*Menbangun Ekonomi Dari Wakaf Produktif*
Saat ini Riza sedang menyiapkan sebuah road map untuk pertumbuhan ekonomi Kota Payakumbuh kedepan. Menyongsong era industri 5.0 berbasis big data, membutuhkan sebuah leverage/daya ungkit yang besar untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi guna menciptakan kesejahteraan masyarakat.
"Melalui pengalaman saya di bisnis sektor keuangan dan mempelajari strategi moderen dan klasik dalam menghimpun dana publik sebagai modal pembangunan, mulai dari cara-cara lama dengan strategi berhutang, kemudian dengan strategi yang mutakhir melalui Sovereign Wealth Funds (Swf), lalu kita coba komparasikan dengan konsep pemberdayaan ekonomi ummat dalam ajaran islam, saya justru menemukan sebuah jawaban melalui konsep syari’at yaitu wakaf produktif," kata Riza.
Melalui penghimpunan wakaf produktif yang masif, menurut Riza, dengan pengelolaan yang profesional, jujur, dan amanah maka Payakumbuh akan mampu melakukan ekspansi bisnis skala nasional bahkan internasional dengan berbasis sumber daya lokal.
"Tantangannya untuk menjalankan konsep ini adalah modal trust atau kepercayaan masyarakat, modal kohesi sosial atau rasa kebersamaan, dan jiwa filantropi atau semangat untuk berkontribusi. Konsep ini hanya akan berjalan dengan baik melalui kerjasama sinergis setiap elemen masyarakat dibawah komando seorang pemimpin yang mempunyai kriteria seperti yang digambarkan dalam al-qur’an surah yusuf ayat 55 yaitu ; ‘‘hafiizhun ‘aliim” pemimpin yang mampu dan amanah," kata Riza.
Untuk itu, Riza menghimbau masyarakat agar pada pilkada berikutnya pilihlah pemimpin yang baik yaitu pemimpin yang mampu dan amanah bukan sebaliknya. Karena segala kebaikan bermula dari pemimpin yang baik bersama masayarakat yang baik.
Satu hal yang menggembirakan dan membuat Riza optimis adalah meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) di saat pandemi. Berdasarkan laporan keuangan pemerintah daerah tahun 2020 yang telah diaudit BPK RI terkait kinerja keuangan daerah, walaupun dana perimbangan yang diterima mengalami penurunan akibat kondisi keuangan negara yang juga dalam kondisi defisit, akan tetapi Pendapatan Asli Daerah (PAD) justru mengalami kenaikan dan mencatatkan pendapatan tertinggi sepanjang sejarah Kota Payakumbuh yaitu sebesar 115,96 milyar rupiah, naik sebesar 11,43% dari PAD tahun sebelumnya sebesar 104,07 milyar rupiah.
"Kenaikan ini justru terjadi disaat pandemi dimana beberapa pos pendapatan justru berkurang karena kita melakukan kebijakan relaksasi sebagai bagian dari penanganan dampak ekonomi terhadap masyarakat dan pelaku ekonomi. Kebijakan relaksasi kita berlakukan terhadap pembayaran retribusi pasar dan pembayaran air minum bagi masyarakat kurang mampu," kata Riza.
Ditambahkannya, salah satu sumber pendapatan daerah yang mengalami kenaikan cukup signifikan adalah dari pos penerimaan BPHTB (Biaya Peralihan Hak Atas Tanah Dan Bangunan). Ini adalah pertanda baik karena ini menunjukkan Kota Payakumbuh sudah mulai dilirik menjadi kota tujuan investasi. Capaian ini juga sejalan dengan data realisasi investasi tahun 2020 yang berskala menengah dan besar berjumlah sebanyak 30 investor dengan nilai investasi sebesar 130 milyar rupiah.
"Secara kasat mata kondisi dilapangan pun juga dapat kita lihat bermunculan usaha dan bisnis-bisnis baru baik dengan brand lokal maupun nasional. Ini menjadi bukti keberhasilan kita membangun iklim investasi yang kondusif dengan menghadirkan pelayanan publik yang prima serta birokrasi yang bersih dan profesional, ditunjang dengan keterbukaan informasi tata guna lahan melalui perangkat Perda RTRW, RDRT, RTBL dan Perda Bangunan Gedung yang dapat diakses dengan mudah," kata Riza.
Menurutnya lagi, hal inilah yang menjadi legal aspek serta menjadi jaminan kepastian dan keamanan investasi. Inilah yang kemudian mengahantarkan Kota Payakumbuh berhak menerima penghargaan pelayanan investasi terbaik nasional tahun ini.
"Masuknya investasi ke Kota Payakumbuh akan semakin memperluas kesempatan kerja, memperbesar kapasitas produksi, dan pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Riza.
Rancak ukianyo rumah adat
Rangkiang baririang nan di halaman
Indak jamannyo kini pat gu lipat
Maurus izin harus transparan
Tacelak kini namo nagari
Nagari banamo balai kaliki
Kini jamannyo teknologi
Maurus izin cukuik sahari
*Pendapatan Perkapita Kota Payakumbuh Terus Naik*
PDRB perkapita Kota Payakumbuh dalam sembilan tahun terakhir terus naik. PDRB per kapita berdasarkan harga berlaku (ADHB) naik dari angka 27,06 juta rupiah pada tahun 2012 sempat tumbuh menjadi 50,67 juta rupiah pada tahun 2019, dan tahun 2020 saat pandemi mengalami penurunan sedikit menjadi 49,28 juta rupiah.
Angka pengangguran dalam sembilan tahun terakhir juga mengalami penurunan yang signifikan dari angka 7,42% pada tahun 2012 sempat turun ke level terendah tahun 2017 diangka 3,45% dan tahun 2020 akibat pandemi naik lagi pada angka 6,68%.
Angka kemiskinan juga mengalami penurunan secara konsisten dalam 9 tahun. Kita mampu menurunkan angka kemiskinan di Kota Payakumbuh sebesar 3,35% yaitu dari angka 9,00% pada tahun 2012 menjadi 5,65% pada tahun 2020.
Indeks gini rasio Kota Payakumbuh juga konsiten turun selama lima tahun terakhir dari angka 0,340 pada tahun 2015 menjadi 0,280 pada tahun 2019 dan pada saat pandemi kembali naik menjadi 0,325.
Dari sisi pembangunan sumber daya manusia yang diukur melalui indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dalam sembilan tahun terakhir IPM Kota Payakumbuh naik sebesar 3,01 poin dari angka 75,89 pada tahun 2012 menjadi 78,90 pada tahun 2020. Dari 19 kabupaten kota di Provinsi Sumatera Barat IPM Kota Payakumbuh masih berada di peringkat ketiga setelah Kota Padang dan Kota Bukittinggi.
"Dari angka-angka tersebut diatas menunjukkan bahwa indikator makro Kota Payakumbuh mengalami perkembangan cukup menggembirakan, artinya apa yang sudah dilakukan, dan kolaborasi lintas stakeholders yang dibangun sudah berada pada treck dan jalur yang benar," kata Riza.
Terakhir, kata Riza, atas pencapaian ini semuanya dikembalikan kepada Allah SWT, semua yang diraih bukanlah karena hebat akan tetapi karena allah telah memudahkan urusan kita.
"Untuk itu marilah kita selalu mohon pertolongan serta kekuatan kepada-nya, karena tantangan kita kedepan jauh lebih berat, masih banyak permasalahan yang harus dituntaskan, masih banyak bagian-bagian yang harus diperbaiki untuk Payakumbuh yang lebih maju," pungkasnya.
Rapat paripurna itu dipimpin Ketua DPRD Hamdi Agus didampingi Wakil Ketua DPRD Wulan Denura dan Armen Faindal. Turut hadir Wali Kota Riza Falepi, Gubernur Sumbar diwakili Sekdaprov Benni Warlis, Ketua DPRD Provinsi Sumbar Supardi dan Wakil Ketua DPRD Irsyad Syafar, serta tampak anggota DPRD Kota Payakumbuh, Sekwan Yon Refli, Kepala OPD, dan tokoh masyarakat. (JPP)